“Kata-kata” Jaksa Itu Masih Terngiang di Telingaku…..
“Seorang Ilmuwan itu boleh salah tapi tidak boleh
bohong”, perkataan seorang jaksa pada saat memperingatkan Angelina
Sondakh tersebut memang cukup sederhana dan sangat “mengena” pada saat
sidang pengadilan tindak pidana korupsi wisma atlet.
Sejak kecil orang tua, guru dan orang terdekat kita memang sering memperingatkan agar jangan sekali-kali berbohong.Tetapi seiring pergaulan, lingkungan dan situasi yang sering bertentangan dengan nurani kita lama kelamaan bohong itu menjadi hal yang biasa.
Bahkan kadang - kadang dalam keseharian kita cenderung memilih “bohong” ketimbang “salah”. Hal ini terjadi akibat kita biasanya tidak ingin dipermalukan di depan umum atau khalayak sehingga biasanya kita cenderung menghindari kesalahan dengan melakukan kebohongan.
Korupsi yang terjadi di negara kita awalnya adalah sebuah kebohongan yang dibiarkan terjadi secara terus menerus.Saya tidak mengerti mengapa orang - orang yang bergelar Sarjana, Master dan Doktor banyak yang terkena kasus korupsi.
Padahal dari segi keilmuan dan tingkat kecerdasan seharusnya mereka adalah orang-orang yang bersih dan berpikir panjang sebelum melakukan tindak kejahatan.Hal ini terjadi karena pendidikan kita memang lebih mementingkan otak ketimbang watak.
Biasanya orang tua kita sering memarahi anak-anaknya ketika berbuat kesalahan.Entah itu dengan cara membentak, menjewer bahkan memukul.Mungkinkah karena kita takut dibentak, dijewer atau dipukul kita akhirnya memilih berbohong ketimbang mengakui kesalahan ?????
Sulit sekali memang mencari orang- orang yang dengan gagah berani mengakui kesalahan.Karena mungkin ketakutan akan kehilangan pekerjaan dan jabatan atau memang sudah terlanjur kebiasaan melindungi berbagai macam kepentingan. Wallohu A’lam bishowab…..
Sejak kecil orang tua, guru dan orang terdekat kita memang sering memperingatkan agar jangan sekali-kali berbohong.Tetapi seiring pergaulan, lingkungan dan situasi yang sering bertentangan dengan nurani kita lama kelamaan bohong itu menjadi hal yang biasa.
Bahkan kadang - kadang dalam keseharian kita cenderung memilih “bohong” ketimbang “salah”. Hal ini terjadi akibat kita biasanya tidak ingin dipermalukan di depan umum atau khalayak sehingga biasanya kita cenderung menghindari kesalahan dengan melakukan kebohongan.
Korupsi yang terjadi di negara kita awalnya adalah sebuah kebohongan yang dibiarkan terjadi secara terus menerus.Saya tidak mengerti mengapa orang - orang yang bergelar Sarjana, Master dan Doktor banyak yang terkena kasus korupsi.
Padahal dari segi keilmuan dan tingkat kecerdasan seharusnya mereka adalah orang-orang yang bersih dan berpikir panjang sebelum melakukan tindak kejahatan.Hal ini terjadi karena pendidikan kita memang lebih mementingkan otak ketimbang watak.
Biasanya orang tua kita sering memarahi anak-anaknya ketika berbuat kesalahan.Entah itu dengan cara membentak, menjewer bahkan memukul.Mungkinkah karena kita takut dibentak, dijewer atau dipukul kita akhirnya memilih berbohong ketimbang mengakui kesalahan ?????
Sulit sekali memang mencari orang- orang yang dengan gagah berani mengakui kesalahan.Karena mungkin ketakutan akan kehilangan pekerjaan dan jabatan atau memang sudah terlanjur kebiasaan melindungi berbagai macam kepentingan. Wallohu A’lam bishowab…..
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda