Rabu, 29 Januari 2014

Sekali Lagi Terbukti

Adanya dugaan penyadapan terhadap Presiden SBY dan sejumlah tokoh nasional oleh Amerika Serikat dan Australia merupakan bukti nyata bahwa kita belum merdeka.
Mudahnya AS dan Australia menyadap ternyata hanya ditanggapi dengan himbauan dan keprihatinan saja oleh presiden SBY, sangat berbeda sekali ketika presiden murka menanggapi isu bunda putri.
Apalagi lokasi fasilitas penyadapan tersebut berada di kedubes AS yang notabene masih berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal ini membuktikan bahwa para pemimpin di negeri ini tidak merasa risih dan terganggu dengan penyadapan yang dilakukan kedua negara tersebut.
Oleh karena itu, jangan heran jika negara yang mengaku bersahabat dengan kita bolak balik mengganggu NKRI karena mereka tahu pemimpin negeri ini sangat “santun, lambat dan mudah memaafkan”.
Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas terhadap kedua negara tersebut dengan cara mengusir Duta Besar AS dan Australia agar mereka jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Bila perlu presiden SBY mengobarkan semangat “GANYANG AS dan Australia”, dengan adanya tindakan tegas tersebut, Insya ALLOH Indonesia akan semakin diperhitungkan dan tidak akan dianggap remeh di mata dunia.
Karena jika pemerintah ragu-ragu dalam mengambil keputusan, demonstrasi akan semakin marak dan posisi Indonesia akan sermakin lemah sebagai negara yang telah merdeka dan berdaulat.
Semoga ALLOH SWT segera mengganti pemimpin bangsa Indonesia menjadi pemimpin yang tegas dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.Aamiin.
 
@GiyatYunianto
081381852400

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda