Beginilah Jadinya Kalo punya Presiden yang Gemar dengan Kata “Prihatin”
Kurang lebih delapan tahun sudah negara ini dipimpin
oleh presiden yang berlatar belakang militer.Kecepatan dan ketegasan
dalam bertindak bila mengetahui ada sesuatu masalah adalah yang
terlintas dalam benak saya bila mendengar kata “militer”.
Sukarno adalah salah satu presiden yang memiliki suara lantang bila berpidato, Banyak orang yang menantikan pidato beliau.Sukarno bukan presiden yang berlatar belakang militer tapi mampu bertindak tegas dan cepat bak seorang prajurit.
Mantan presiden Habibie juga bukan pensiunan Jenderal tapi cara berpikirnya selalu cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan tidak berlarut-larut dalam mencari solusi. Tapi sayangnya hanya kurang lebih dua tahun beliau memimpin.
Begitu juga Gus Dur meskipun banyak pro kontra dengan kepemimpinannya tapi melihat gayanya yang senang humor serta ceplas ceplos dan blak-blakan bila ditanya wartawan serta terkenal tanpa kompromi membuat kita senang dan tidak jenuh bila mendengar pidatonya.
Lain halnya dengan presiden kita sekarang meskipun beliau merupakan Alumni Akademi Militer Magelang tapi jauh dari kesan “Tegas” dan “cepat” dalam bertindak.Tidak heran bila kekerasan, unjuk rasa, kecelakaan dan bencana merajalela.
Bosan rasanya jika mendengar pembicaraannya terhadap suatu peristiwa. Semua pasti bisa menebak perkataan yang sering beliau ucapkan yaitu “Saya prihatin atas terjadinya……” atau “Kita serahkan semua pada prosedur dan aturan hukum yang berlaku”.
Mudah-mudahan pada tahun 2014 mendatang akan muncul presiden yang tegas dan cepat dalam menjawab dan bertindak.Semoga tidak ada lagi tanya jawab yang disetting, korupsi yang menggurita dan Insya ALLOH tidak lama lagi rakyat Indonesia akan menemukannya.
Sukarno adalah salah satu presiden yang memiliki suara lantang bila berpidato, Banyak orang yang menantikan pidato beliau.Sukarno bukan presiden yang berlatar belakang militer tapi mampu bertindak tegas dan cepat bak seorang prajurit.
Mantan presiden Habibie juga bukan pensiunan Jenderal tapi cara berpikirnya selalu cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan tidak berlarut-larut dalam mencari solusi. Tapi sayangnya hanya kurang lebih dua tahun beliau memimpin.
Begitu juga Gus Dur meskipun banyak pro kontra dengan kepemimpinannya tapi melihat gayanya yang senang humor serta ceplas ceplos dan blak-blakan bila ditanya wartawan serta terkenal tanpa kompromi membuat kita senang dan tidak jenuh bila mendengar pidatonya.
Lain halnya dengan presiden kita sekarang meskipun beliau merupakan Alumni Akademi Militer Magelang tapi jauh dari kesan “Tegas” dan “cepat” dalam bertindak.Tidak heran bila kekerasan, unjuk rasa, kecelakaan dan bencana merajalela.
Bosan rasanya jika mendengar pembicaraannya terhadap suatu peristiwa. Semua pasti bisa menebak perkataan yang sering beliau ucapkan yaitu “Saya prihatin atas terjadinya……” atau “Kita serahkan semua pada prosedur dan aturan hukum yang berlaku”.
Mudah-mudahan pada tahun 2014 mendatang akan muncul presiden yang tegas dan cepat dalam menjawab dan bertindak.Semoga tidak ada lagi tanya jawab yang disetting, korupsi yang menggurita dan Insya ALLOH tidak lama lagi rakyat Indonesia akan menemukannya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda