Yang Utama dari Yang Pertama
Meskipun kuliah mengambil jurusan manajemen informatika, bukan
berarti saya hobi mengikuti perkembangan teknologi.Saya juga bukan orang
yang “haus” ingin memiliki barang-barang teknologi terbaru.
Oleh karena itu dalam memiliki ponselpun saya termasuk orang yang
“terlambat”.Saya baru bisa memiliki ponsel ketika bekerja pada bulan
Mei 2005, itupun karena didesak oleh teman-teman kerja saya.
Saya lupa tipe ponselnya, yang jelas merknya motorola.Karena saya
tidak mengerti jenis-jenis ponsel, sehingga saya minta teman untuk
membelikannya, yang penting asal bisa punya No.HP, sms-an dan telpon.
Rp.450.000 harga ponselnya saat itu.No.HP nya pun saya tidak beli
tetapi diberi oleh teman kerja yang katanya tidak
terpakai.Alhamdulillah nomor tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Seiring berjalannya waktu saya pun berusaha ingin memiliki ponsel
yang ada radionya.Akhirnya ponsel lama saya jual.Ternyata menjual
ponsel “jadul” tidak semudah yang saya bayangkan.
Saya berkeliling dari toko HP yang satu ke toko lainnya untuk
mencari harga yang cocok.Ternyata banyak yang tidak mau beli atau jika
berminatpun harganya sangat rendah sekali.
Akhirnya ketemu juga dengan toko HP yang berminat
membelinya.Harganya lumayan tinggi untuk ponsel jadul, Rp.75.000 harga
ponsel pertama saya.Harga tersebut merupakan harga tertinggi di antara
toko-toko yang pernah saya kunjungi.
Keesokan harinya saya langsung membeli ponsel kedua saya.Harganya
sama dengan ponsel pertama, mereknya pun sama.Hanya tipenya saja
berbeda.Motorola W181 itulah ponsel kedua saya.
Pesatnya perkembangan teknologi membuat kita terkadang lupa mengontrol
diri.Sudah saatnya kita menjadi diri sendiri dan tidak diperbudak
materi.Gunakanlah barang-barang teknologi sesuai dengan fungsinya.@GiyatYunianto
081381852400
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda