Senin, 31 Maret 2014

Tidak Mudah Menjadi Pak RT

Tinggal di kompleks perumahan yang sederhana di pinggiran kota Jakarta memang memiliki warna tersendiri,selain karena memang beragam latar belakang tingkah laku para penghuninya profesi mereka pun juga bervariasi.Dengan begitu orang yang menjadi Ketua RT nya pun harus memperbanyak “Istighfar” agar tidak mudah terpancing emosinya.
Beberapa hari yang lalu di RT tempat saya tinggal diadakan pertemuan warga membahas berbagai macam persoalan warga, mulai dari sampah, kerja bakti sampai ronda. Ternyata setelah hampir setahun saya tinggal di perumahan tersebut.Saya baru tahu bahwa ada dua orang warga yang tidak pernah ikut ronda.Memang saya belum mengenal kedua orang itu tapi saya tidak habis pikir ternyata ada juga orang yang keras kepala setelah berkali-kali ditegur.
Persoalan selanjutnya mengenai kerja bakti, dalam forum tersebut Pak RT menyatakan niatnya ingin mengundurkan diri karena ada warga yang tidak ingin kerja bakti tetapi hanya ingin menggantinya dengan sejumlah uang.Pak RT cukup tersinggung mendengar hal tersebut karena beliau merasa programnya tidak dihargai.
Bagi sebagian orang hari minggu memang hari yang tepat untuk digunakan bersantai-santai, tetapinya namanya juga hidup di kota, tidak sama dengan hidup di desa yang dengan mudah dapat menggerakkan warganya kapan saja dibutuhkan.Kalo sudah begitu ya jurus sabarlah obatnya, karena percuma juga ngurusin orang yang keras kepala,Tak ada gunanya dan menambah sengsara.Semoga kita terhindar dari penyakit keras kepala yang berlebihan……

@GiyatYunianto
081381852400

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda