Senin, 27 Agustus 2012

Acungi Jempol

Republika, Jum'at 20 April 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Biarkan Konsumen Yang Menentukan

Add caption
Media Indonesia, Senin, 16 April 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Tak Jelas

Add caption
Republika.....Jum'at, 30 Maret 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Menanti SBY “Ngamuk”

Seorang bocah delapan tahun yang bernama Ilham asal sukabumi mengamuk karena tidak diberikan rokok oleh kedua orang tuanya, hal ini terjadi karena selama kurang lebih empat tahun Ilham sudah kecanduan rokok dan Dinas kesehatan Kabupaten Sukabumipun sudah menyerah untuk merehabilitasi Ilham.
Di Kampar Riau, seorang Bupati bernama Jefry Noer “mengamuk” kepada dosen Hukum Adat Yayasan Permata Bunda yang bernama Yusrizal,alasannya karena nilai mata kuliah hukum adatnya tidak kunjung keluar sementara nilai mahasiswa lain sudah.
Dan yang terbaru Menteri Negara Urusan BUMN “mengamuk” di gerbang Tol Semanggi menuju Slipi,beliau mengamuk karena gusar dengan panjangnya antrean mobil.Padahal beliau sudah menginstruksikan berpuluh-puluh kali agar antrean paling panjang hanya lima mobil.
Apa yang dilakukan oleh Ilham dan Jefry Noer memang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Dahlan Iskan.Ilham mengamuk dengan memukul-mukul orang tuanya agar dibelikan rokok, sementara Jefry Noer mengamuk dengan menampar dosen hukum adatnya agar nilainya keluar.
Sedangkan yang dilakukan Dahlan Iskan adalah mengamuk dengan cara melempar kursi pada loket tol yang tidak dijaga oleh petugas karena merasa tidak ada lagi gunanya kursi tersebut.Kemudian membuka pintu penghalang agar mobil yang antre segera masuk dan gratis agar antrean berkurang.
Ya begitulah kalo setiap orang sudah punya keinginan dan harus terpenuhi saat itu juga segala cara pasti akan dilakukan.Ilham dan Jefry Noer adalah dua orang yang tidak patut dicontoh karena mengamuk dengan cara merugikan orang lain.Dahlan Iskan adalah orang yang patut dicontoh bahkan diteladani.
Sebagai orang nomor satu di negeri ini sudah selayaknya SBY meniru gaya kepemimpinan Dahlan Iskan yang lugas, tegas dan keras.Tidak ada gunanya lagi memimpin dengan kesantunan karena sudah terbukti 50 % instruksinya tidak dilaksanakan.Walloahu A’lam Bi Showab.

Senin, 13 Agustus 2012

Saya “Hanya” Ingin Mengembalikan “Amplop”

Kurang lebih 13 tahun lalu saya berkunjung ke Malang bersama seorang teman yang memang berasal dari Malang juga, saya berangkat lewat stasiun pasar senen dengan menggunakan Kereta Api Ekonomi Matarmaja.Sangat menyenangkan dan juga melelahkan.
Setelah 13 tahun berlalu kenangan itu kembali teringat,saya teringat kembali ketika melihat Indra Azwan berjalan kaki dari Malang menuju Jakarta “hanya” untuk mengembalikan uang Rp.25 juta pemberian presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Dengan menggunakan Kereta saja sudah sangat melelahkan apalagi dengan berjalan kaki.Apa yang dilakukan oleh Indra Azwan memang bukan untuk mencetak rekor MURI apalagi Guinnes Book Of Record, beliau “hanya” ingin menuntut keadilan terhadap perwira polisi yang menabrak anaknya hingga tewas.
Rp. 25 Juta rupiah bukanlah “harga” yang pantas untuk nyawa seorang anak dan wajar saja Indra Azwan “berang”, karena setelah 2 tahun yang lalu bertemu presiden ternyata kasusnya tak kunjung tuntas.Bahkan tak ada pemecatan bagi seorang perwira polisi tersebut.
Dengan hadirnya sosok Indra Azwan seharusnya SBY bisa berkaca bahwa masih banyak rakyatnya yang terancam bahkan meninggal akibat kacau balaunya hukum.Tidak pantas seorang pemimpin mengeluh ketika banyak rakyatnya benar-benar terluka baik lahir maupun batin.
Saya juga masih ingat dengan kasus Tama satrya Langkun korban penganiayaan seorang yang tidak dikenal ketika dia mencoba membeberkan kasus rekening gendut perwira tinggi Polri.SBY pun berjanji akan segera menuntaskan kasus tersebut, tapi sampai sekarang semuanya tidak jelas.
Saya tidak mengerti apakah SBY benar-benar tidak mampu atau tidak mau untuk mengungkap dan menuntaskan berbagai kasus yang melibatkan masyarakat kecil.Dan saya juga tidak mengerti mengapa SBY malah membentuk satgas ANTIPORNOGRAFI bukan memperkuat satgas antimafia hukum.WallohuA’lam Bishowab.