Minggu, 31 Agustus 2014

Ramadhan Rawan Akan Kejahatan

Sudah lazim rasanya dan tidak aneh bila menjelang lebaran kejahatan merajalela.Ironis, tapi mau bagaimana lagi,di awal bulan Ramadhan saja tawuran antar warga dan antar pelajar sudah kerap kali terjadi.
Semakin tahun rasanya bulan Ramadhan semakin kehilangan makna.Hal ini dapat kita lihat dan kita saksikan pada pemberitaan yang beredar.Padahal sebagai umat Islam kita semua tahu bahwa pada bulan tersebut syetan-syetan dibelenggu.
Entah siapa yang salah, rasanya pada bulan suci tersebut pemerintah, ulama maupun aparat keamanan sudah memeringatkan agar masyarakat selalu waspada setiap akan meninggalkan rumah dan dimanapun berada.
Aparat keamanan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat Insya ALLOH sudah bekerja dengan sunguh - sungguh, namun karena keterbatasan anggota sudah pasti ada beberapa wilayah yang luput dari penjagaan.
Hal ini dapat dimaklumi karena aparat keamanan bukanlah malaikat yang sanggup menjaga suatu tempat tanpa rasa kantuk dan lelah.Mereka juga manusia biasa yang memiliki salah, lupa dan nafsu.
Di saat lelah itulah biasanya aksi kejahatan akan beraksi.Biasanya seorang penjahat atau pencopet akan memantau dulu “target” yang akan di”mangsa”nya.Mereka akan melihat sekeliling “target” untuk memastikan tingkat “keberhasilan”nya.
Selain pencopet, kita juga harus mewaspadai terhadap aksi hipnotis yang tidak kalah seringnya menjelang lebaran.Biasanya mereka akan berpura-pura akrab kepada calon korbannya sebelum melakukan aksi hipnotisnya.
Aksi dengan modus pembiusan juga tidak kalah dahsyatnya.Waspadalah ketika menerima makanan dari orang yang anda baru kenal.Karena belum tentu makanan tersebut sehat dan bergizi.
Sebagai manusia biasa tugas kita hanyalah berikhtiar semaksimal mungkin untuk melindungi diri, keluarga dan barang - barang kita dari tindakan aksi kejahatan yang dilakukan tanpa pandang bulu dan kenal waktu.Tetaplah berdzikir dan tenang dimanapun anda berada karena sesungguhnya ALLOH SWT akan selalu melindungi kita jika kita selalu mengingat dan mensyukuri nikmat NYA.

@GiyatYunianto
081381852400

Jumat, 22 Agustus 2014

Butuh Keseriusan pemerintah

  
 
Republika Jum'at 22 Agustus 2014
@GiyatYunianto
081381852400

Minggu, 17 Agustus 2014

Dengan Mengaku Insya ALLOH Semua Akan Ringan

Sikap Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia seharusnya sudah jelas yaitu mengakui saja bahwa apa yang terjadi pada kurun waktu 1965-1966 merupakan pelanggaran HAM berat.Tidak dapat dipungkiri bahwa sudah banyak korban berjatuhan akibat peristiwa tersebut dan banyak dari keluarga korban yang kesulitan dalam memperoleh penghidupan yang layak di masyarakat.
Pemerintah wajib merehabilitasi nama baik para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM tahun 1965-1966,karena jika pemerintah tidak memiliki kemauan untuk menuntaskan laporan pelanggaran HAM tersebut berarti pemerintah Republik Indonesia telah mewarisi dosa kemanusiaan kepada pemerintah periode selanjutnya.
Sebagian besar korban pelanggaran HAM tahun 1965-1966 telah berusia lanjut dan bahkan sudah banyak yang meninggal dunia.Sudah saatnya Pemerintah berbesar hati untuk memulihkan nama baik mereka agar mereka dapat menjalani sisa - sisa hidup mereka dengan tenang dan tanpa tekanan dari pihak manapun.Dengan adanya pengakuan dari pemerintah Insya ALLOH Laporan soal Pelanggaran HAM tahun 1965-1966 dapat terselesaikan dengan baik.

@GiyatYunianto
081381852400

Sabtu, 09 Agustus 2014

Tidak Mudah Bukan Berarti Sulit

Calo memang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.Terkadang menyusahkan, terkadang dibutuhkan.Situasi ini memang sudah terjadi bertahun - tahun dan sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Indonesia memang kreatif dan pandai memanfaatkan keadaan.Biar bagaimanapun juga profesi calo merupakan profesi yang berkembang dari lemahnya sistem dan ketidaktegasan aparat di lapangan.
Tumbuh suburnya praktek percaloan menjelang mudik tidak terlepas dari oknum aparat yang “bekerja sama” dengan calo untuk mendapatkan keuntungan yang menggiurkan diluar dari pendapatan mereka.
Jika pemerintah bersungguh-sungguh memberantas calo, pemerintah harus menguatkan sistem dan mengawasi aparatnya yang berada di lapangan.Tanpa adanya keseriusan dan ketegasan sulit rasanya memberantas praktek percaloan.
Selain karena lemahnya sistem dan ketidaktegasan oknum aparat, budaya masyarakat kita juga menjadi salah satu faktor utama penyebab tumbuh suburnya praktek percaloan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita dapat melihat dalam kehidupan sehari-hari jika kita hendak mengurus SIM,KTP dan atau surat berharga lainnya.Nampak jelas sekali jika masyarakat kita lebih senang untuk menyuruh calo agar cepat “jadi” surat yang diinginkannya.
Masyarakat cenderung malas untuk mengurus segala sesuatunya sendiri.Mereka enggan untuk mengantri di depan loket.Hal ini terjadi karena masyarakat kita memang lebih senang mendapatkan sesuatu dengan cepat.
Begitu pula yang terjadi menjelang mudik.Masyarakat enggan mengantri di depan loket untuk mendapatkan tiket mudik.Akhirnya mereka menghubungi oknum aparat atau calo agar bisa mendapatkan tiket.
Tindakan tegas, sistem yang kuat dan jumlah armada mudik yang memadai merupakan tiga faktor utama yang dapat menghilangkan atau mengurangi praktek percaloan di negeri ini.Insya ALLOH praktek percaloan akan dapat teratasi jika masyarakat, pemerintah dan aparat di lapangan bersatu padu untuk memberantasnya dengan sungguh-sungguh.

@GiyatYunianto
081381852400

Selasa, 05 Agustus 2014

Indonesia Harus Infaq Satu Pulau Untuk Mereka

Negara Republik Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.Dengan “kebesaran”nya sudah saatnya negara Indonesia berperan aktif, tegas dan keras terhadap pemerintah Myanmar yang melakukan penindasan terhadap muslim Rohingya.
Pemerintah Indonesia dapat memanggil pulang duta besarnya di Myanmar dan mengusir duta besar Myanmar di Indonesia.Selain memutuskan hubungan diplomatik, Pemerintah Indonesia juga dapat meringankan penderitaan muslim Rohingya dengan menyediakan satu pulau untuk mereka.
Indonesia memiliki banyak pulau yang tidak berpenghuni karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki belasan ribu pulau.Insya Alloh dengan memberikan satu pulau untuk muslim Rohingya negara Indonesia akan semakin sejahtera, adil dan makmur.

@GiyatYunianto
081381852400