Jumat, 28 November 2014

Dibatasi Agar Tak Kebablasan

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang kaya raya akan Sumber Daya Alam.Seluruh rakyat Indonesia pasti telah mengetahuinya, hanya saja Indonesia tidak dipimpin oleh orang yang amanah dalam mengelola negara.
Jika saja Indonesia dipimpin oleh orang yang benar-benar mampu dan sanggup dalam menghadapi tekanan negara-negara asing maka bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali berjaya seperti zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Presiden Republik Indonesia seharusnya dapat mencontoh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam memimpin negaranya.Beliau dengan lantang dan gigih mampu mengelola Sumber Daya Alam yang dimiliki negaranya dengan baik dan bertanggungjawab.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad bukan hanya mampu mengelola Sumber Daya Alam yang dimiliki negaranya untuk kemakmuran rakyat tetapi juga mampu untuk berpola hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam menggunakan anggaran.
Sudah saatnya para pemimpin negeri ini sadar akan tingkah lakunya yang kebablasan dalam menggunakan anggaran.Seandainya saja anggaran tersebut dapat ditekan untuk subsidi BBM, Insya ALLOH rakyat miskin akan terhindar dari kesengsaraan.
Pembatasan BBM Bersubsidi hanya akan memicu gejolak sosial di masyarakat.Hal itu terjadi karena para pejabat di republik ini juga tidak mau membatasi dirinya dalam mengelola anggaran.
Rakyat pasti akan menjerit dan seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa pasti akan turun ke jalan untuk memprotes ketidakadilan yang mereka terima.Tidak adil karena hanya BBM bersubsidi saja yang dibatasi sementara para pejabat yang jalan-jalan ke luar negeri tidak pernah dibatasi.
Rakyat sudah cukup menderita dengan bencana kekeringan dan sebentar lagi mereka akan merasakan derita kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sementara di saat yang hampir bersamaan seorang presiden mendapatkan anggaran tenda sebesar Rp.15 M.
Seandainya saja seluruh pejabat di negeri ini sadar akan penderitaan rakyatnya, Insya ALLOH mereka tidak akan membatasi BBM bersubsidi dan akan mengurangi anggaran untuk pribadi dan jalan-jalan ke luar negeri.Semoga ALLOH SWT memberikan pemimpin yang amanah dan mampu mengendalikan diri.Aamiin.

@GiyatYunianto
081381852400

Minggu, 23 November 2014

BI Tak Boleh Lupa

Bank Indonesia merupakan Bank yang didirikan pada era kemerdekaan dan merasakan betul bagaimana susah payahnya rakyat Indonesia ketika berjuang melawan penjajah.Apa yang dilakukan Bank Indonesia dengan melarang perbankan mengucurkan kredit untuk pembayaran uang muka pembelian rumah merupakan tindakan yang melukai hati rakyat Indonesia.
Dengan kemampuannya saat ini sudah selayaknya Bank Indonesia mengerti akan penderitaan rakyat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.Rakyat Indonesia masih memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan akan papan atau perumahan.Bank Indonesia wajib memberikan bantuan karena Bank tersebut lahir dari perjuangan rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia berhak mendapatkan kucuran kredit dari Bank.Kita tidak ingin Perbankan di Indonesia hanya mengucurkan kredit pada orang yang telah mapan atau orang kaya saja.Seluruh rakyat Indonesia yang telah memenuhi persyaratan untuk memiliki rumah berhak atas kucuran kredit dari Bank.Semoga Bank Indonesia di masa yang akan datang dipimpin oleh orang yang mengerti akan kebutuhan rakyat Indonesia. 

@GiyatYunianto
081381852400

Senin, 17 November 2014

Tak Mungkin Andalkan Negara

Maraknya aksi penembakan dan pemboman yang dilakukan oleh perampok maupun teroris memang telah mengusik ketenangan, keamanan dan kenyamanan setiap warga masyarakat yang tinggal di Indonesia.
Kita menyaksikan bagaimana sadisnya teroris ketika menembak pos polisi di kota Solo,Jawa Tengah.Dengan dalih atau argumen apapun penembakan tersebut jelas tidak dapat dibenarkan oleh agama manapun juga.
Setiap orang yang menyaksikan atau mendengar tentang penembakan tersebut pasti akan berpikir dan bertanya-tanya di dalam benaknya,Dimanakah peran intelejen selama ini ? Apakah kurang anggaran yang telah negara berikan untuknya?
Sebagai negara yang berketuhanan Yang Maha Esa dan berkemanusiaan yang adil dan beradab, seharusnya negara Republik Indonesia adalah negara yang aman dan minim tindak kejahatan
Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia memang bertugas untuk menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,namun sangatlah mustahil dengan keterbatasan personil dan luasnya wilayah NKRI polisi dan tentara mampu menjamin keamanan seluruhnya.
Sia-sia rasanya jika kita mengadu pada wakil kita di DPR atau melaporkan maraknya tindak kejahatan pada pihak kepolisian.Masyarakat sudah mengerti bahwa sangat sulit untuk bertemu wakilnya di DPR.
Sedangkan untuk melaporkan tindak kejahatan pada pihak kepolisian masyarakat juga sudah “memaklumi” bahwa untuk membuat laporan tindak kejahatan pasti dibutuhkan “sesuatu” untuk melancarkannya.
Biar bagaimanapun juga polisi dan tentara serta aparat penegak hukum lainnya adalah manusia biasa.Tidak perlu kita membanding-bandingkan keamanan negara kita dengan negara tetangga atau negara lainnya.
Sebagai Warga Negara Indonesia kita wajib mensyukuri nikmat yang telah ALLOH SWT berikan pada negara kita.Adapun dengan maraknya aksi kekerasan dan tindak kejahatan semua itu tergantung pada diri kita sendiri dalam menjaga pikiran, pergaulan dan ketaqwaan kita pada sang pencipta.Semoga ALLOH SWT selalu melindungi diri kita semua dari tindak kejahatan dimanapun berada.Aamiin.

@GiyatYunianto
081381852400

Rabu, 12 November 2014

Teroris Tak Pernah Habis

Teroris memang tak pernah habis.Dieksekusinya Amrozi dan Imam Samudera ternyata bukan membuat aksi terorisme berhenti justru malah semakin menjadi.Dan lagi-lagi sebagian besar menyalahkan intelejen yang lemah sebagai biang keladi.
Sudah saatnya pemerintah dan aparat kepolisian saling mengoreksi diri dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini.Maraknya korupsi dan tindakan aparat kepolisian yang sering melakukan salah tangkap harus segera diakhiri.
Memang benar kita semua harus mewaspadai aksi teroris yang semakin marak akhir-akhir ini.Tetapi alangkah baiknya jika pemerintah dan aparat kepolisian melakukan tindakan preventif secara berkesinambungan.
Aparat kepolisian seharusnya menerjunkan anggotanya ke seluruh pelosok desa yang di sinyalir melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para calon teroris muda dan memantau dengan seksama kegiatan mereka.
Kita semua telah mengetahui bahwa motivasi seorang teroris melakukan penembakan atau pemboman di suatu tempat sebagian besar karena ketidakpuasan mereka terhadap kinerja pemerintah dan aparat penegak hukum.
Densus 88 yang dalam hal ini selalu menjadi tumpuan dalam penanggulangan teroris diharapkan mampu menumpas teroris sampai ke akar-akarnya agar kehidupan sehari-hari masyarakat dapat berjalan dengan aman dan damai.
Penumpasan aksi terorisme seharusnya jangan menjadi tugas kepolisian saja.Aparat TNI seharusnya juga diberi kewenangan untuk menumpasnya, dikarenakan luasnya wilayah Indonesia tidak mungkin dijaga oleh polisi saja.
Sebagian besar aksi terorisme dilakukan oleh orang-orang yang berusia masih di bawah 25 tahun.Itu artinya pemerintah wajib melakukan pembinaan yang intensif terhadap generasi muda agar tidak salah dalam “memilih jalan”.
Waspada memang penting tetapi alangkah baiknya jika kewaspadaan itu diiringi dengan perbuatan dan tindakan yang positif dan preventif.Karena dimanapun kita berada semua yang terjadi pasti karena kehendak ALLOH SWT.Oleh karena itu sebagai orang yang beriman dan meyakini adanya Tuhan berikhtiar dan bertawakkal adalah kunci dalam menghadapi aksi teroris.WallohuA’lamBiShowab.
 
@GiyatYunianto
081381852400

Minggu, 09 November 2014

Belajar Pada Negeri Jiran

Indonesia merupakan negara yang kaya raya akan Sumber Daya Alamnya, seharusnya pemerintah dapat memanfaatkan secara optimal kekayaan alam yang dimiliki.Kita harus malu pada negara tetangga kita yang tidak pernah menyengsarakan rakyatnya.Pemerintah harus mencontoh dan belajar bagaimana caranya menyejahterakan rakyat pada negara tetangga.
Rakyat Indonesia sudah susah dengan berbagai bencana kebakaran, kekeringan dan kerusuhan yang merajalela.Pemerintah seharusnya peka dalam mengambil kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.Jangan sampai kebijakan tersebut menimbulkan “bencana”baru bagi masyarakat Indonesia atau bahkan akan menimbulkan kerusuhan yang dampaknya akan merugikan banyak pihak.
Kita semua mengetahui bagaimana gaya hidup para pejabat kita dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).Mereka masih saja tetap menghambur-hamburkan uang negara untuk kepentingan mereka sendiri.Sangatlah wajar jika demonstrasi akan marak di seantero negeri jika para pemimpin di negeri ini tetap tidak tahu diri dan hanya memikirkan diri sendiri.

@GiyatYunianto
081381852400

Jumat, 07 November 2014

Sukses Tidak Harus Menaklukkan Jakarta

Sebagai Ibukota negara kesatuan Republik Indonesia,Daerah Khusus Ibukota Jakarta memiliki peran yang amat vital dan berbeda karakternya dengan daerah lain.Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Bagi sebagian besar warga negara Indonesia, Jakarta masih dipandang sebagai simbol kesuksesan.Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia yang tinggal di daerah selalu ingin mencoba menaklukkan Jakarta.
Setiap tahun beban Jakarta semakin berat, karena harus menampung ratusan ribu pendatang baru yang akan mencoba mengadu nasibnya.Sudah saatnya beban Jakarta dikurangi agar lebih manusiawi.
Kebanjiran, kemacetan dan kriminalitas yang semakin merajalela merupakan dampak dari kepadatan penduduk yang awalnya disebabkan oleh maraknya pendatang baru.Pemerintah harus bertindak cepat untuk mengatasinya.
Tidak mudah memang untuk meredam arus urbanisasi yang sedemikian derasnya menerjang Ibukota.Pelan tapi pasti pemerintah wajib memberdayakan kota - kota di luar Jakarta agar para pendatang baru tidak menjadikan Ibukota sebagai tujuan utama.
Pemerintah harus mengupayakan agar pembangunan kota-kota di luar jawa dapat dengan cepat dilaksanakan.Jika pembangunan Infrastruktur jalan, sarana dan prasarana lainnya telah memadai, Insya ALLOH para investor akan mudah berinvestasi.
Sangat tidak mungkin jika untuk mengurangi pendatang baru hanya mengandalkan usaha dari pemerintah semata.Penduduk Jakarta yang telah sukses juga dapat membantu pemerintah dengan menciptakan lapangan kerja di daerah.
Bagi penduduk Jakarta yang telah sukses dan kemudian pulang kampung ke daerahnya untuk bersilaturrahim dapat memberikan pengarahan atau nasihat kepada para tetangga atau kerabatnya agar tidak menjadikan Jakarta sebagai simbol keberhasilan.
Jakarta merupakan Ibukota negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus kita jaga dan kita rawat bersama.Mari kita mengurangi beban Jakarta yang sudah sedemikian parah kondisinya.Jangan biarkan Jakarta menanggung beban sendirian.Semoga Jakarta menjadi kota yang lebih manusiawi di masa yang akan datang.

@GiyatYunianto
081381852400

Sabtu, 01 November 2014

Hindari Rawan Pangan


Republika, Jum'at 31 Oktober 2014
@GiyatYunianto
081381852400