Kamis, 29 November 2012

“Operasi Kecil” Rp.1 Juta


Sudah lama memang saya merasakan sakit gigi di bagian kiri paling belakang, namun sakit tersebut tidak pernah saya hiraukan karena hanya sebentar saja kemudian akan kembali hilang rasa sakitnya.Saya pikir itu hanya sakit biasa saja yang tidak begitu membahayakan jiwa dan raga saya.
Karena saya bukan dokter gigi dan tidak mengerti dengan anatomi gigi dugaan saya selanjutnya pasti gigi saya berlubang sehingga perlu ditambal.Saya memang bukan orang yang rajin memeriksakan gigi ke dokter, terakhir kali ke dokter gigi ketika saya masih berumur 18 tahun untuk menambal gigi saya yang bolong.
Meskipun jarang ke dokter gigi, saya selalu berusaha untuk rutin menyikat gigi menjelang tidur dan sehabis makan.Semua usaha itu saya lakukan karena saya tidak ingin ditambal kembali di kemudian hari.Selain itu juga karena saya berusaha untuk tidak “bertemu” dokter.
Saya memang bukan tipe orang yang “gemar” bertemu dokter jika sedang sakit,karena saya tidak suka mengantri di puskesmas maupun di rumah sakit.Hal selanjutnya yang saya tidak suka adalah obat - obatan kimia yang diberikan dokter tersebut.
Saya memang selalu berusaha menjaga tubuh saya dengan obat-obatan herbal dan menghindari sebisa mungkin obat-obatan kimia.Alhamdulillah sampai saat ini saya bisa bertahan walaupun kadang - kadang pusing atau flu ringan semua itu bisa di atasi tanpa harus membeli obat “warung” atau ke dokter.
Tapi untung tak dapat diraih dan malangpun tak dapat ditolak ketika gigi saya sakit sekali beberapa hari minggu terakhir ini.Beberapa minggu lalu saya memeriksakan gigi saya di Puskesmas yang tidak terlalu jauh dari rumah saya.
Kurang lebih pukul sepuluh pagi saya diperiksa oleh dokter gigi tersebut.Sebelum diperiksa oleh dokter tersebut saya meminta untuk ditambal saja.Tetapi setelah diperiksa ternyata beliau tidak dapat melakukan operasi lebih lanjut karena peralatan di Puskesmas terbatas dan gigi saya harus di rontgen.
Dokter gigi tersebut mengatakan jika beliau dapat melakukan operasi kecil di kliniknya sendiri dengan biaya antara Rp.800 ribu sampai Rp.1 Juta.Betapa sedih hati saya mendengarnya ternyata sakit gigi saya baru bisa berakhir dengan operasi kecil Rp. 1 Juta.
Mudah - mudahan ada dokter gigi lain yang bisa melakukan operasi kecil gigi saya dengan biaya yang murah.Tidak dapat terbayangkan jika orang - orang yang berada di bawah saya merasakan penderitaan sakit gigi ini.Mungkin ada kompasianer yang mengetahui dokter gigi yang dapat melakukan operasi kecil dengan biaya murah di daerah bekasi timur ?????


081381852400

Senin, 26 November 2012

Prihatin…punya ketua DPR Marzuki Alie

Sebagai orang yang berpendidikan tinggi apalagi memperolehnya di luar negeri tidak sepantasnya Ketua DPR Marzuki Alie mengulangi kesalahan hingga berulang kali.Seorang ketua sebuah lembaga tinggi negara seharusnya lebih berhati - hati dalam bicara.
Kita tidak dapat bayangkan betapa makin terpuruknya “senayan” jika para anggotanya yang berjumlah ratusan dan memiliki pendidikan di atas rata - rata masyarakat kebanyakan, ternyata dipimpin oleh orang yang sering melakukan kesalahan.
Marzuki Alie memang bukan lulusan UI, UGM ataupun IPB, dia adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya dan bahkan menjadi lulusan terbaik “Index Prestasi 4″ program Magister Manajemen Universitas Sriwijaya 2001.
Sebagai orang yang mendapat predikat lulusan terbaik sudah seharusnya Marzuki Alie menjaga predikat dan almamaternya.Saya heran kenapa pada saat diskusi di kampus UI Marzuki hanya menyebut UI, UGM, IPB dan organisasi ICMI dan HMI.
Apakah dia yakin jika di kampusnya Universitas Sriwijaya Palembang benar - benar bersih dari koruptor ?, atau karena dia memang gagal menembus UI, UGM atau IPB pada saat Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri ?
Sebaiknya Marzuki Alie berobat “berhitung” pada Ibu Siti Fauzannah di Temanggung, Jawa Tengah.Insya ALLOH jika setelah berobat di puskesmas matematika, Marzuki Alie akan dapat dengan tepat “memperhitungkan” setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Setiap anggota DPR mendapatkan gaji dan tunjangan yang sangat besar.Sudah seharusnya mereka malu jika tidak bekerja dengan benar.Dan sudah seharusnya mereka dapat mempertanggungjawabkan perkataannya kepada masyarakat yang menggajinya.
Masalah korupsi memang bukan masalah tanggung jawab institusi, tapi masalah individu.Saya yakin setiap mahasiswa yang kuliah di kampus manapun pasti ingin mendapatkan ilmu dan kelak dapat bekerja di tempat yang halal.
Setiap warga negara pasti bangga jika mempunyai pemimpin yang dapat bekerja dan bicara sesuai dengan nuraninya.Tetapi masyarakat pasti akan bertanya - tanya jika kata - kata pemimpinnya malah membuat petaka dan kita semua hanya bisa berdo’a Semoga ALLOH menjaga mulut pemimpin kita…AAmiin

081381852400

Rabu, 21 November 2012

Indonesia Memang Negeri “Antah Berantah”


Saya memang bukan penggemar fanatik Justin bieber, tapi saya SANGAT SETUJU dengan pernyataannya yang mengatakan bahwa dia berada di sebuah negeri “antah berantah” ketika menciptakan lagu terbarunya.Apa sih sebetulnya arti dari “antah berantah”?.
Setelah saya telusuri sesuai dengan kemampuan saya antah berantah itu kurang lebih sama artinya dengan  “tidak jelas”.Memang Justin hanya mengeluhkan mengenai sound system dan mengatakan bahwa Indonesia tidak mempunyai studio rekaman yang bagus.
Tetapi setelah saya pikir - pikir Indonesia memang negeri yang “tidak jelas” hukumnya, pemerintahannya, ekonominya dan para pejabatnya.Justin memang hanya seorang penyanyi dan bukan ahli hukum atau pengamat politik.
Menurut saya Justin Bieber tidak menghina Indonesia, dia hanya menasihati dan menyadarkan kita bahwa kita harus bangun dari segala ke”tidak jelas”an apapun yang ada di negeri ini.Kita bisa melihat contoh kasus hukum yang ada di negeri kita.
Mulai dari kasus Bank Century,penganiayaan aktivis Tama Satrya Langkun, pemalsuan surat MK  hingga rekening gendut polisi dan politisi semuanya berkhir dengan “tidak jelas”.Padahal seluruh fakta dan bukti sudah terang benderang.
Belum lagi dengan Dewan Perwakilan Rakyat kita yang semakin hari semakin “tidak jelas” perilakunya.Sudah berapa triliun uang negara yang habis untuk membiayai plesiran anggota dewan kita di luar negeri tapi sampai sekarang “tidak jelas” pula pertanggung jawabannya.
Pemerintahpun juga semakin menunjukkan “tidak jelas” komitmennya dalam membatasi BBM subsidi.Setelah berulang kali ditanya oleh wartawan akan mantap membatasi BBM subsidi mulai tanggal 1 Mei 2012 bagi mobil yang memiliki CC 1500.
Rencana itupun akhirnya kandas lagi.Belum lagi di dunia pendidikan kita yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional.Pemerintah dengan bangga mengatakan bahwa tidak ada kebocoran soal.Tetapi kita menyaksikan melalui tayangan TV maraknya pencontekan.
Mudah - mudahan generasi muda kita di masa depan bukanlah generasi “antah berantah”.Generasi yang “tidak jelas” cita - citanya.Semoga generasi yang akan datang dapat menggantikan para pejabat yang “tidak jelas” perilaku dan moralnya. Wallohu A’lam Bishowab.


081381852400

Jumat, 16 November 2012

Seharusnya ke KPK

Republika, Jum'at 16 November 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Kamis, 15 November 2012

Bisa Dicegah

@GiyatYunianto
081381852400

Sabtu, 10 November 2012

Kebijakan Tepat

Republika, Jum'at 19 Oktober 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Kamis, 08 November 2012

Meremehkan

Republika, Jum'at 5 Oktober 2012
@GiyatYunianto
081381852400

Jumat, 02 November 2012

Pertahankan Rekam Jejak




Republika, Jum'at, 28 September 2012
@GiyatYunianto
081381852400