giyatyunianto17
Sabtu, 30 November 2013
Minggu, 24 November 2013
"Tidak Sadar" Kita Memberi "Racun" pada mereka
Tidak ada
satu orangpun di dunia ini yang menghendaki datangnya musibah dan tidak
ada satupun orang yang sanggup memastikan datangnya musibah pada waktu
yang telah dia tentukan.
Setiap manusia yang hidup di muka
bumi ini pasti menginginkan kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan
seumur hidupnya.Sehingga setiap insan yang bertaqwa pasti akan selalu
berdo’a dimanapun dia berada.
Kecelakaan Lalu lintas merupakan salah satu ujian yang sangat
berat.Karena pada saat kecelakaan terjadi sudah barang tentu seluruh
tubuh kita akan terasa sakit luar biasa.Oleh karena itu, sebagai orang tua kita harus memerhatikan dan mengawasi perilaku dan pergaulan anak-anak kita agar tidak mengemudikan kendaraan bermotor sebelum memiliki SIM.
JIka pemerintah, aparat
keamanan dan para orang tua telah bersinergi agar tidak membiarkan anak
kecil mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, maka Insya ALLOH akan
tercipta situasi yang aman dan kondusif.
Semoga ALLOH SWT melindungi kita
dimanapun berada agar terhindar dari musibah yang tidak kita
kehendaki.Aamiin.Wallohu A’lam BishowabSemoga bermanfaat
@GiyatYunianto
081381852400
Jumat, 22 November 2013
Kamis, 21 November 2013
Selasa, 19 November 2013
"Pengurus Besar" Tidak Boleh "Kecil"
Negara
Indonesia merupakan negara yang menjamin kebebasan untuk berserikat dan
berkumpul sehingga setiap orang dapat mendirikan perkumpulan, yayasan
dan lain sebagainya.
Kewaspadaan
memang perlu ditingkatkan agar setiap orang yang ingin melakukan teror
atau bertindak anarki dapat dicegah sejak dini.
Namun kewaspadaan bukan berarti menumbuh suburkan kecurigaan yang berlebihan diantara sesama pemeluk agama Islam.
Adanya
pernyataan dari PBNU yang mensinyalir 12 yayasan beraliran garis keras
patut diuji kebenarannya agar tidak berkembang menjadi fitnah.
Sinyalemen
tersebut sangat tergesa-gesa, sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan
kecurigaan yang tidak seharusnya di tempat 12 yayasan tersebut tinggal.
Sebagai “Pengurus Besar” yang mengurusi anggotanya yang terbilang Besar seharusnya sikap dan pernyataan PBNU juga harus “Besar”.
Apa
yang telah dikeluarkan oleh PBNU sudah pasti akan didengar dan ditaati
oleh pengikutnya, oleh karena itu sudah selayaknya tidak mengeluarkan
pernyataan yang provokatif dan menyudutkan pihak-pihak tertentu.
Karena
sesama muslim dilarang untuk saling memfitnah, PBNU juga harus
menjelaskan yang dimaksud dengan aliran garis keras itu seperti apa.
Semoga kita semua selalu dilindungi oleh ALLOH SWT dari cobaan dan fitnah yang merusak ukhuwah Islamiyah.Aamiin.
@GiyatYunianto
081381852400
Sabtu, 16 November 2013
Rabu, 13 November 2013
Senin, 11 November 2013
"Jam Malam" itu Selalu ku Ingat
Walaupun telah 15 tahun berlalu, saya masih ingat ketika nama saya
muncul di koran sebagai salah satu peserta UMPTN yang lulus
seleksi.Alhamdulillah saya diterima di fakultas peternakan di Institut yang terletak di Darmaga, Bogor, Jawa Barat.
Setelah membaca pengumuman di koran saya langsung bergegas mempersiapkan administrasi dan perlengkapan lainnya.Kemudian saya berkumpul di depan Grawida bersama para mahasiswa baru untuk mendengarkan pengarahan.
Harus memangkas rambut hingga cepak merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ospek, setelah itu harus membuat topi koboy karena topi tersebut identik dengan peternakan dan selanjutnya adalah membuat tanda pengenal berbentuk banteng.
Kalau tidak salah kelompok saya berjumlah 10 orang yang diambil dari berbagai jurusan yang ada di kampus darmaga.Pergi ke kandang merupakan salah satu kenangan yang tak terlupakan karena letaknya yang begitu jauh dan setelah itu harus memegang kotoran hewan.
Setelah kelelahan pada siang harinya, pada malam hari kami harus mengerjakan tugas kelompok di tempat kost salah satu teman kelompok.Dan untuk mengerjakan tugas tersebut kami dibatasi sampai Jam 8 malam, jika setelah jam tersebut masih berkeliaran, maka para senior tidak segan memberikan peringatan.
Tidak habis pikir memang, setelah kelelahan di siang hari lalu pada sore harinya kami dikumpulkan untuk dirusak topi koboi, tanda pengenal dan berbagai macam atribut lainnya dan pada malam harinyapun kami dibatasi untuk mengerjakan tugas.
Selama satuminggu saya dan teman-teman mahasiswa baru digojlok mental dan fisik dalam program yang diberi nama Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru.Alhamdulillah, saya bisa melewatinya dengan sehat Wal’afiat.
Salah satu hikmah yang masih saya ingat hingga saat ini adalah saya bisa merasakan “Jam Malam” walaupun hanya satu minggu saja.Dengan adanya “ospek” kedisiplinan dan rasa empati kita kepada sesama akan makin teruji dan terasah.
“Ospek” masih dibutuhkan selama kegiatan tersebut tidak didasari dendam antara senior dan junior.Semoga ALLOH SWT memberikan perlindungan dan kekuatan bagi para mahasiswa baru yang sedang mengikuti “ospek”.Wallohu A’lam Bishowab.Aamiin.
@GiyatYunianto
081381852400
Setelah membaca pengumuman di koran saya langsung bergegas mempersiapkan administrasi dan perlengkapan lainnya.Kemudian saya berkumpul di depan Grawida bersama para mahasiswa baru untuk mendengarkan pengarahan.
Harus memangkas rambut hingga cepak merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ospek, setelah itu harus membuat topi koboy karena topi tersebut identik dengan peternakan dan selanjutnya adalah membuat tanda pengenal berbentuk banteng.
Kalau tidak salah kelompok saya berjumlah 10 orang yang diambil dari berbagai jurusan yang ada di kampus darmaga.Pergi ke kandang merupakan salah satu kenangan yang tak terlupakan karena letaknya yang begitu jauh dan setelah itu harus memegang kotoran hewan.
Setelah kelelahan pada siang harinya, pada malam hari kami harus mengerjakan tugas kelompok di tempat kost salah satu teman kelompok.Dan untuk mengerjakan tugas tersebut kami dibatasi sampai Jam 8 malam, jika setelah jam tersebut masih berkeliaran, maka para senior tidak segan memberikan peringatan.
Tidak habis pikir memang, setelah kelelahan di siang hari lalu pada sore harinya kami dikumpulkan untuk dirusak topi koboi, tanda pengenal dan berbagai macam atribut lainnya dan pada malam harinyapun kami dibatasi untuk mengerjakan tugas.
Selama satuminggu saya dan teman-teman mahasiswa baru digojlok mental dan fisik dalam program yang diberi nama Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru.Alhamdulillah, saya bisa melewatinya dengan sehat Wal’afiat.
Salah satu hikmah yang masih saya ingat hingga saat ini adalah saya bisa merasakan “Jam Malam” walaupun hanya satu minggu saja.Dengan adanya “ospek” kedisiplinan dan rasa empati kita kepada sesama akan makin teruji dan terasah.
“Ospek” masih dibutuhkan selama kegiatan tersebut tidak didasari dendam antara senior dan junior.Semoga ALLOH SWT memberikan perlindungan dan kekuatan bagi para mahasiswa baru yang sedang mengikuti “ospek”.Wallohu A’lam Bishowab.Aamiin.
@GiyatYunianto
081381852400
Jumat, 08 November 2013
Kamis, 07 November 2013
Sabtu, 02 November 2013
Jumat, 01 November 2013
Niat Salah Mengundang Musibah
Menikah adalah Ibadah, Sama dengan menjalankan Ibadah Sholat, puasa,
zakat, haji dan ibadah lainnya, sehingga diperlukan kesungguhan,
keseriusan dan niat benar - benar ingin menyempurnakan agama dengan
karena ALLOH.
Jika seseorang menikah hanya karena semata-mata ingin melampiaskan nafsunya tanpa sedikitpun niat untuk beribadah maka niscaya pernikahan tersebut tidak akan barokah bahkan hanya akan mengundang musibah di kemudian hari.
Banyaknya perceraian yang akhir-akhir ini marak terjadi merupakan bukti nyata bahwa banyak orang yang belum memahami hakekat pernikahan yang sesungguhnya sehingga kata-kata cerai mudah terlontar dengan sendirinya tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Menjamurnya sex bebas di kalangan remaja juga menambah panjang tingkat perceraian di tanah air, karena sesungguhnya sebuah pernikahan yang sudah di awali dengan PELANGGARAN tidak mungkin akan membawa keberkahan.
Sudah saatnya para orang tua mengawasi pergaulan anaknya agar tidak terjerumus ke jurang kehancuran.Pencegahan seks bebas di kalangan remaja hanya dapat dilakukan dengan pernikahan dini.Dengan adanya pernikahan dini Insya ALLOH para remaja akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mempersiapkan pernikahan bukan hanya menyiapkan uang sebanyak-banyaknya, namun hal yang paling penting adalah mempersiapkan mental, karena tidak mudah menyatukan hati dua insan yang berbeda suku dan beda cara berpikir.
Kita dapat melihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa banyaknya perceraian di kalangan artis bukanlah karena kurangnya harta atau ekonomi, namun karena mereka kurang bersyukur terhadap nikmat yang telah ALLOH berikan.
Sedangkan banyak keluarga yang dari kehidupan ekonomi terlihat sangat kurang bahkan sangat pas-pasan, namun karena mereka selalu mensyukuri nikmat yang diberikan ALLOH maka pernikahan mereka menjadi barokah dan langgeng hingga akhir hayat.
Pernikahan yang BAROKAH bukanlah pernikahan yang MEWAH, kebarokahan pernikahan hanya didapat dengan adanya rasa syukur yang tinggi terhadap ALLOH SWT dan dapat menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya.Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang ber SYUKUR.Wallohu A’lam Bishowab. Aamiin.
@GiyatYunianto
081381852400
Jika seseorang menikah hanya karena semata-mata ingin melampiaskan nafsunya tanpa sedikitpun niat untuk beribadah maka niscaya pernikahan tersebut tidak akan barokah bahkan hanya akan mengundang musibah di kemudian hari.
Banyaknya perceraian yang akhir-akhir ini marak terjadi merupakan bukti nyata bahwa banyak orang yang belum memahami hakekat pernikahan yang sesungguhnya sehingga kata-kata cerai mudah terlontar dengan sendirinya tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Menjamurnya sex bebas di kalangan remaja juga menambah panjang tingkat perceraian di tanah air, karena sesungguhnya sebuah pernikahan yang sudah di awali dengan PELANGGARAN tidak mungkin akan membawa keberkahan.
Sudah saatnya para orang tua mengawasi pergaulan anaknya agar tidak terjerumus ke jurang kehancuran.Pencegahan seks bebas di kalangan remaja hanya dapat dilakukan dengan pernikahan dini.Dengan adanya pernikahan dini Insya ALLOH para remaja akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Mempersiapkan pernikahan bukan hanya menyiapkan uang sebanyak-banyaknya, namun hal yang paling penting adalah mempersiapkan mental, karena tidak mudah menyatukan hati dua insan yang berbeda suku dan beda cara berpikir.
Kita dapat melihat dalam kehidupan sehari-hari bahwa banyaknya perceraian di kalangan artis bukanlah karena kurangnya harta atau ekonomi, namun karena mereka kurang bersyukur terhadap nikmat yang telah ALLOH berikan.
Sedangkan banyak keluarga yang dari kehidupan ekonomi terlihat sangat kurang bahkan sangat pas-pasan, namun karena mereka selalu mensyukuri nikmat yang diberikan ALLOH maka pernikahan mereka menjadi barokah dan langgeng hingga akhir hayat.
Pernikahan yang BAROKAH bukanlah pernikahan yang MEWAH, kebarokahan pernikahan hanya didapat dengan adanya rasa syukur yang tinggi terhadap ALLOH SWT dan dapat menerima kelebihan dan kekurangan pasangannya.Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang ber SYUKUR.Wallohu A’lam Bishowab. Aamiin.
@GiyatYunianto
081381852400